Menyapamu adalah hal yang kurindukan
Apata lagi melayanimu, adalah
dambaan
Saat ku tau begitu istimewanya
dirimu
Saat itu pula tak sanggup ku
membelaimu
Apa lagi memeluk erat tubuhmu
Teman – teman ku bilang,
Dalam rintikan hujan ada bayangan wajahmu
Tapi bagi ku,
Tak hanya rintikan hujan kau selalu hadir
Bayanganmu yang berwujud sosok indah
Dari balutan sejarah perjuangan kau hadir
Kesakitanmu dalam
menghadirkanku kedunia
Dikala dahak yang mengganggumu
Mengganggu kelancaran
pernafasanmu
Hingga kau sering menjau dari
anakmu
Ketakutanmu akan anakmu
tertular
Takut anakmu tau sakit rasanya
Kau relakan jauh dari bayimu
Tak bisa memuluk hingga
menyusui
Hingga diri ini lupa kaulah
orangnya
Yang telah mengandung dan
melahirkan
Kesakitanmu atas ujian saudaramu
Kau nampak terus tegar dengan caci makiannya
Bahkan ibumu tak sekalipun mendukungmu
Dengan mudahnya dia merendahkanmu
Menyakiti hatimu
Hingga terus – terusan menyusahkanmu
Dan sabar yang kau tunjukan padaku
Bagai samudra yang terhampar luas
Membentang
alam semesta ini
Perlajaran yang tak kau
ceritakan
Tapi kau contohkan
Bahwa ujian itu akan selalu
berat
Tapi dengan bersabar pastilah
jadi ringan
Tetap menyayangi dan mengasihi
Siapapun yang memusuhi
Kesakitan
atas kemiskinan
Kala yang
keluar dari mulutmu darah
Bersama batuk
yang menjadi
Kala itu kau
tetap bertahan
Dengan
menahan lapar berhari – hari
Kau rela tak
makan hanya untuk memenuhiku
Kau relakan
harga dirimu terinjak
Hanya untuk
mencari pinjaman uang jajanku
Didepanku kau tunjukan sehatmu
Sedang dimalam kau terdengar
sangat lemah
Batukmu yang tak lekas sembuh
Bertahun – tahun kau lewati
Air mataku tak kering hingga
ku terlelap dengan sendirinya
Air mata kesedihan atas
sakitmu yang kian parah
Dan kau terus mengajariku arti
syukur
Bahwa apa yang Allah berikan
Maka itulah yang kita syukuri
Pun ketika itu sakit
Kala itu tak
aku sadari
Begitu
istimewanya dirimu
Kau hadir
kala ku marah
Marah akan
susahnya pelajaran sekolah
Kau pun hadir
dikala aku bahagia
Ketika aku
masuk kelas unggulan
Doamu kau
hadirkan ditiap malam – malammu
Untuk
kesuksesan hidupku
Dan kini doa
mu tlah terkabulkan Allah
Dan yang
selalu hadir dalam semangatku
Dan kini, tahukah engkau ?
Aku telah dewasa
Aku telah melalui apa yang kau
katakan waktu itu
Bagaimana aku bisa melupakan
pesanmu?
Sedang engkau selalu merendah
diri dengan mengatakan
“Nak, kelak kamu harus menjadi
orang, jangan seperti ibu,
Ibu hanya orang – orangan
sawah.”
“Kelak kamu harus sekolah yang
tinggi jangan seperti ibu,
SD saja tidak lulus”.
Tak kah
engkau sadar betapa sempurnanya dirimu
Dengan akhlak
mu kau mengajariku
Dengan
tanganmu kau membesarkanku
Dengan
lisanmu kau membimbingiku
Dengan kakimu
kau penuhi kebutuhanku
Kau tak menunggu sekolah
tinggi untuk melakukan itu
Kau tak menunggu kaya untuk
mengorbankan itu
Kau tah menunggu balasan untuk
memenuhi itu
Dan kau
adalah ibuku
Orang yang
paling ku rindu diantara orang yang hadir dalam hidupku
Kau adalah
ibuku, orang yang ingin aku peluk
Orang yang
sangat ku rindu suara lembutnya
Hingga suara
batukmu yang selalu terbayang dimalam hariku
Suara nafasmu
yang terengah – engah
Selalu
mengiang – iyang ditelingaku
Ibu, tahukah engkau?
Saat yang lain lelah dengan
aktivitas kampusnya
Saat itu pula kaulah yang
mereka cari
Tapi bagiku, saat itu pula aku
mengingat perjuangamu
Membesarkan dan mendidikku
Dan aku yakin doalah yang
terbaik untukmu
Janjiku padamu akan ku
hadirkan
Anak – anak yang shalih dari
rahim ini
Untukmu wahai ibu,
Kelak mereka juga akan mendoakanmu
Kelak mereka akan aku
ceritakan tentangmu
Kelak mereka akan mengunjungi
kuburanmu
Kelak aku pun akan mendidik
mereka
Sekuat kau mendidik dan
membesarkanku
Aku pun akan terus mengingat
pesan mu
Pesan terbaikmu untukku
Dan Insyaa allah kita akan berjumpa
kembali
Di tempat yang paling indah
Surga Firdaus-Nya
My Mom, I love you and I Miss
You
Untuk ibu disinggasana
terbaik-Nya
Berharap Allah menolongnya dan
menempatkannya disinggasana terbaik-Nya.
Darni Ra (Insyaa Allah)
Dari yang menyayangimu selalu Siti
Maryam yang Insyaa Allah menghadirkan hadiah spesial lulus S1 FIB UGM
2015 untuk ibu.