Bagaimana bersikap kepada pemimpin/Ulil Amri?
يأيها
الذين ءامنواْ أطيعواْ الله واطيعواْ الرسول وأولى الأمرمنكم.
“Hai orang – orang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu..” (An-Nisa’: 59)
Dari ayat tersebut diketahui bagaimana kita harus bersikap terhadap
pemimpin? Ulil amri kita? Yaitu Thaat.
Ada 10 hadis yang disebutkan dalam Riyadus shalihin jilid 1 tentang
kewajiban Menaati Pemimpin selama Tidak dalam Maksiat, salah satunya yaitu “
Ibnu Umar ra. Berkata bahwa Nabi saw. Bersabda, “ Kewajiban setiap muslim
adalah mendengar dan menaati dalam hal yang disukai maupun dibenci, kecuali
bila diperintahkan berbuat maksiat, tidak ada kewajiban mendengar dan menaati.”
(Muttafaq ‘alaih). Dari perkataan Umar tersebut menguatkan ayat diatas,
kewajiban akan taat kepada pemimpin dalam hal menjalankan perintah maupun
meninggalkan larangannya, baik ketika kita sukai maupun tidak, kecuali jika
diperintahkan untuk berbuat maksiat maka wajib meninggalkan perintah itu. Sebab
tidak boleh taat kepada makhluk dalam hal berbuat maksiat kepada Khaliq (Allah
swt.). Dampak dari ketidak taatan adalah sebuah kekacauan dan kekalahan seperti
terjadi pada perang uhud. Pasukan yang dilengahkan oleh ghanimah sehingga tidak
taat terhadap instruksi Rasulullah agar mereka tetep bertahan diposisi
kekalahan dengan banyaknya yang terbunuh dari kaum muslimin dan Rasulullah pun
terkena luka parah. Itu keadaan yang akan terjadi ketika para jundi, kaum
muslimin yang tidak taat terhadap pemimpin. Bahkan kata Ibnu Umar ra., “ Aku
mendengar Rasulullah saw. Bersabda,
“Barang siapa melepaskan tangan (baiat) dari ketaatan, maka ia akan bertemu
dengan Allah pada hari Kiamat dengan tidak mempunyai alasan, dan barangsiapa
mati sementara dilehernya belum ada baiat (belum pernah berbaiat), maka ia mati
secara jahiliah.” (h.r. muslim). Itu ancaman dari Rasulullah akan ketidak
taatan kepada pemimpin.
Thaat itu sikap yang pertama yang wajib kita jalankan. Didalam sikap
tersebut akan terdapat 3 hal yaitu: tsiqah, adamul i’nat (tidak membangkang)
dan indibath (disiplin). Hal itu merupakan kunci terbesar untuk kita munumbuh
ketaatan kepada pemimpin tsiqah ini ada sikap percaya kepada pemimpin akan dirinya
atau keputusannya dari yang dari yang kita sukai maupun tidak, bahkan kata ibny
Abbas ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa tidak menyukai sesuatu
pada pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar. Sebab, barangsiapa meninggalkan
ketaatan kepada pemimpin sejengkal saja, maka kematiannya adalah kematiannya
jahiliah.” (Muttafaq ‘alaih). So, harus yakin dan percaya terserah dia mau
tidak adil atau zalim karena, Abu
Hunaidah, Wail bin Hujr ra. Berkata bahwa Salamah bin Yazid Al-Ju’fi
bertanya kepada Rasulullah saw.”Hai Nabi
Allah, bagaimana pendapatmu bila di tengah kami muncul pemimpin – pemimpin yang
menuntut haknya dari kami, namun mereka tidak memberikan hak kami. Apa
perintahmu kepada kami?” Rasulullah saw. Menjawab,”Dengarlah dan taatilah.
Mereka menanggung dosanya sendiri ( karena tidak memberikan hak orang) dan kamu
menanggung dosamu sendiri (karena tidak mendengar dan menaati).”(H.R.Muslim).
Jadi tsiqahlah kepada pemimpin untuk mengantarkan ketaatan kita kepadanya,
apapun yang terjadi.
Yang kedua adalah adamul ‘inat (tidak membangkang). Karena sikap
membangkang merupakan sikap salah satu dari tiga sikap yang dimurkai Allah.
Terjadi pembangkangan pertama yaitu dilakukan iblis saat diperintahkan oleh
Allah untuk sujud(bukan menyembah) kepada Nabi Adam, tetapi dia membangkang
akan perintah Allah hingga akhirnya dia dimasukan kedalam Neraka karena Allah
murka padanya.
Pembangkang adalah sifat syaithan (makhluk yang durhaka kepada Allah).
Bibit utama dari membangkat itu adalah sombong. Jika dilihat dari konteks saat
ini banyak pembangkang – pembangkang terhadap pemimpinnya dalam sebuah jamaah
atau pemerintahan. Contohnya pada jaman Ikhwanul Muslimin ada seorang
pembangkang yaitu gamal abdul nasad. Jadi memang sudah sunnatullah pembangkang
itu ada pada sebuah hizb (perkumpulan)/ jamaah. Membangkan ini seringkali
banyak penyebabnya salah satunya jika seorang tidak mengetahui suatu
sistem/strategi/ sesuatu yang memang tidak semua orang boleh tau dan kita wajib
mentaati hasilnya. Jadi kalau kembali ke pembahasaan awal tentang taat, memang
ketaatan itu berdasarkan kepahaman apakah perintahnya itu sebuah perbuatan dosa
atau tidak, tapi ketika sang pemimpin itu sendiri adalah orang yang taat kepad
Allah dan Rasul-Nya kadangkala ada hal yang kita tidak perlu tahu tapi harus
kita taati, maka taatilah karena membangkang kepada pemimpin itu juga merupakan
bentuk pembangkangan terhadap Allah. Tiga bentuk pembangkangan terhadap Allah
yaitu:
1. Bermaksiat dan melanggar aturan Allah dalam segala hal. Contohnya: penganut
liberal, komunis dll.
2. ‘inat kepada Rasululla, bentuknya menyepelekan sunnah Rasul, tidak
mengimani, tidak mencintai dan tidak membelanya serta beribadah tidak sesuai
yang dicontohkannya dan mengingkari Risalahnya.
3. ‘inat kepada ulil amri/pemimpin, “barangsiapa yang melawan dan membangkan
kepada pemimpin padahal mereka sudah sepakat mengangkatnya kemudian dia
membangkan maka dia keluar dari apa yang disyariatkan Rasul.”
Yang terakhir adalah indibath (disiplin)
kedisiplinan terhadap ketaatan begitu penting terbukti saat perang uhud kekalah
karena pasukan yang tidak disiplin dengan posisi masing – masing karena
dilengahkan oleh ghanimah. Disiplin disini yaitu disiplin terhadap perintah
qiyadah dan bersegera, dalam hal ini kita harus menerapkan tsiqah dan i’minan
(tenang) dengan keputusan yang telah disyurakan.
Begitul
bagaimana kita bersikap kepada pemimpin kita, ketaatan adalah hal yang tidak
bisa diremahkan karena Abu Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
“Barangsiapa taat kepadaku, maka sungguh, ia telah taat kepada Allah dan
baransiapa bermaksiat kepadaku, maka sungguh, ia telah bermaksiat kepada Allah.
Barang siapa taat kepada pemimpin, maka sungguh, ia telah taat kepadaku,
barangsiapa bermaksiat kepada pemimpin, maka sungguh,ia telah bermaksiat
kepadaku”.(Muttafaq ‘alaih).
Semoga
bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar