Halaman

Minggu, 24 Juni 2012

kisah KKD di Batur


KISAH DIBALIK DUSUN BATUR
YANG BERTABUR BENIH SEMANGAT
                Luar biasaaa!!!!!!! Itu lah kalimat yang pertama ane ucapkan dihari pertama KKD... terkejut, terkagum entahlah kata apa lagi yang bisa ane ucapkan saat itu (jumat, 11 mei 2012).
                Ehmmmm, tak menyangka kami (tim KKD) mendapat sambutan yang hangat luar biasa. Hanya dengan sambutan yang begitu hangatnya telah melalaikan kelelahan  perjuang menuju batur dengan menggonceng teman, yang belum pernah sebelumnya. Dan merasa perjuangan menyiapkan KKD sungguh tak ada sianya sedikitpun, walau hingga menangis- nangis, untungnya tidak sampai menangis darahhhhh. Sambutan warga Batur telah melalaikan kelelahan, kepenatan, kemarahan dkk.  yang tergantikan oleh rasa yang mengharukan. Adek- adek yang kelas 1-3 yang menyanyikan lagu 10 malaikat dan 25 nabi, belum lagi anak- anak yang kelas 4- 6/udah lulus dengan nasyidnya samudra kehidupan, dan rabananya dengan lagu lir- ilir pemain musiknya para ikhwan- ikhwan kecil. Sambutan yang berkali- kali ane bilang luar biasa, emang tak terbayangkan.
                Malam itu dengan semangatnya kami breafing didinginnya udara dan disepinya malam yang tak menghambat kesemangatan kami mengfikan acara untuk hari sabtu. Hilanglah rasa capek pada badan ini yang seharian sibuk persiapan. Ehm, dari awal  kebatur  survei sampai KKD ibu dukuh itu selalu menyempatkan diri untuk menyiapkan makanan untuk kami. Alhamdulillah Allah itu melimpahkan banyak rizki pada akhwat  he,he,he, yang tidak bawa bekal makan malam dari yogya tapi kami dapat suguhan makan malam.... J. Ketika breafing yang diringi canda tawa bareng bapak dukuh terselesaikan juga, kami (akhwat) balik dengan semangat, dipikiran  serasa bantal melambai- lambai memanggil diri ini agar segera istirahat biar sabtu bisa fres lagi dan melanjutkan program KKD. Alhamdulillah, satu kata itu yang bisa ucapkan di atas tikar tempat kami istirahat. Rumah yang luas tapi sepi, dimana penghuninya? Pertanyaan itu yang terlintas dibenak tapi segera menghilang tergantikan oleh mimpi ditidur.
                Pagi pun tiba, dasyat luar biasa, diawal waktu tidur tak terasa dingin dibadan ini, tapi....... setelah tengah malam,,,,,, busyettttt dah dingiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnn buuuuaaaaaaaaangeeeeetttt! Sampai mulut ini tak henti menggigil. Panggilan teman agar bangun tuk tahajud sempet tak terhiraukan,,,, alhamdulillah Allah masih melindungi, agar tetep berjuang untuk bangun. Di subuh yang pertama ternyata jamaah banyak juga.
Niatnya disubuh ini  mau musyawarah dengan ibu- ibu batur yang semalem dikomunikasikan dengan bu dukuh untuk memusyawarahkan waktu yang ibu- ibu bisa tuk mengadakan lomba masak. Sedang teman yang lain mengajar adik- adik. Tapi mungkin ibu- ibu tak paham dengan instruksi dari mas aziz,, ibu- ibu malah pada pulang. Ane sebagai PJ bingung juga “Apa yang harus aku lakukan?”... ibu dukuh juga ternyata bingung, dan ane pun tanya kebeliau. Akhirnya beliau memutuskan pemberitahuan lomba masaknya langsung door to door, dan sekitar pukul 15.00 ada pemberitahuan ulang lewat speaker mushalah. Ehm, disore ibu dukuh yang ternyata pergi untuk menjemput putrinya yang SMA, bikin ane bingung rumah mana saja yang akan ane kunjungi (para peserta lomba masak). Alhamdulillah dengan bantuan mas as’ad ane dan luthfi bisa keliling kerumah- rumah, mendata peserta yang ikut lomba. Subhanallah antusias ibu- ibu yang diluar dugaan, ehm,, dengan semangtnya para ibu masak didapur masing- masing kelompok. Ada satu kelompok yang waktu kami berkunjung ternyata sudah siap disajikan dengan begitu rapih dan cantiknya, itu bikin ane galau dan bingung. Hadiah yang kami sediakan hanya 2 pak gelas dan pas pagi menambah dengan bungkusan- bungkusan kecil berupa biskuat roma, mie dan teh. Itu  terasa tak pantas untuk dikasihkan para peserta yang menyajikan masakan- masakanya dengan begitu istimewa. Kegalauan ane semakin memuncak ketika makanan- makanan telah terkumpul dirumah budukuh. Mas As’ad yang menenangkan ane dan temen- temen yang ane kasih kebingungan, mereka pun bingung. Akhirnya mas as’ad dengan kedekatannya kepada para ibu, tergalihlah keikutsertaan para ibu dalam lomba masak. Mereka tidak mengharap reward yang istimewa, mereka merasa lombanya dadakan jadi mereka pun menyiapkanya tidak maksimal (katanya). Berkali- kali ane menggelengkan kepala tidak menyangka akan bijaknya rakyat batur. Dan terselesailah masalah kado yang akan kami berikan, kami menambah roma, mie dan teh.
Sebelum perlombaan memasak (dipagi hari) kami berbaur denga masyarkat, kami pergi keladang semua tapi beda- beda ladangnya, sempet juga silaturahmi dan cerita- cerita bareng beberapa warga. Di Batur luar biasa ibu- ibunya pada tangguh, mereka mengarit rumput dan membawa sendiri padahal medanya naik. Keren,,,, kami juga disuruh metik wortel sendiri, daun bawang dll.
                Kekaguman ane tak kalahnya ane rasakan dikalangan adik- adiknya dikala ane mengisi mereka dijam TPA (habis dhuhur sampai ashar). Ane kelompokan adik- adik, 1 kelompol kelas 1-3, kemudian sekelompol lagi anak kelas 4-6/ada yang udah lulus, ikhwan dan akhwat pastinya terpisah dong. Ane kasih perkelompok 1 buah kertas plano dan 1 buah spidol ane suruh mereka menuliskan cita- cita mereka, harapan Batur kedepannya, dan menggambar kesukaan mereka. Dengan dibantu pendamping- pendamping (tim KKD) anak memenuhi plano dengan tulisan- tulisan mereka yang unik- unik. Luar biasa ramainya, terutama dikelompok anak- anak yang belum sekolah – kelas 3 yang ehmmm, penuh kesabaran menunggu menulis satu kata yang lama,,, untung kakak- kakak pendampingnya ikut- ikutnya unyu-unyu dan semangat. Selesailah mereka semua menulis cita diplano, diakhiri dengan foto- foto mereka bersama tulisan mereka. Tapi itu belum berakhir, ane minta setelah foto- foto 3 anak perkelompok yang berani untuk mempresentasikan cita- citanya didepan semuanya. Dan subhanallah mereka semua luarbiasa, banyak mereka yang ingin menjadi ustadz, hafiz,guru,dll. dan yang paling mengharukan ada yang ingin menjadi ustada+ dokter,  hampir- hampir  menitihkan airmata.
                Selesai mengisi anak- anak TPA dan lomba masak, setelah maghrib kita dipersilahkan untuk mengisi lagi atas permintaan ketua KKD Batur yang selalu semangat. Panjang lebar pak ketua menyampaikan tausiahnya mengenai syukur. Setelah selesai mas aziz mempersilahkan dari akhwat juga agar memberi tausiah. Walaupun ane hanya sekedar memberi pesan dan kesan akhirnya ane menyampaikannya, terkait dengan anak- anak yang bercita- cita tinggi harapannya akan dorongan dari para orang tua. Forum diakhiri dengan sholat isya bersama. Selesai sholat kita makan bersama, anak- anak dan ibu- ibu dirumah bu dukuh, makanannya dari lomba masak ibu- ibu batur dan berdasrkan kesepakatan para ibu agar makanan itu dimakan bersama. Sungguh luar biasa kebersamaan yang tak pernah ane rasakan, bahkan dari perkataan seorang ibu yang mengharukan “kapan lagi ya, ada makan bareng kayak gini?” (pake bahas jawa sebenarnya). Makan berakhir dengan berserakan piring- piring dan sendok. Tapi alhamdulillah para ikhwan tim KKD yang baik hati mau bergantian nyuciin semuanya dipaginya... wkwkwk. J
                Hari semakin malam, tapi tak menyusutkan semangat kami semua, ada satu agenda yang belum terlampaui yaitu nonton film bareng. Menonton dimushala yang baru bentar banyak adek- adek yang pulang karena sudah malam, yang masih tinggal dimushala bahkan sampai tidur. Tim KKD ikhwan pun ada yang sampai tidur. Akhirnya kami tim KKD memutuskan untuk breafing saja untuk persiapan FAS(Festival Anak Sholih) dihari minggu. Ehm,,, awalnya akhwat yang dipasrahi konsep, ane yang menahan sakit perut menyampaikan konsep yang sudah ane dan temen- temen fikirkan dari hari sabtu, ternyata ikhwan bikin konsep sendiri. Penyeselan pun muncul pada  “ngapain kita breafing kalo ternyata konsepnya beda- beda”. “ya Udah, pulang saja, tidur!!!”
                Malam pun berlalu dengan yah bagi ane tidak lah kaget dengan dinginnya......! hari berganti pagi dan di pagi ini (minggu) kami mendengar adik- adik murajaah bersama hafalan surat- suratnya. Ane yang menunggu hingga setengah enaman, akhirnya ane dan 1 teman akhwat memutuskan untuk memasak, harapanya sebelum FAS kami bisa sarapan terlebih dahulu. Ehm, ditengah asyiknya memasak kami diundang adik- adik batur agar ikut bersih- bersih masjid. Awalnya kami tidak memperhatikan undangan itu, kami (akhwat) pikir itu undangan buat para ikhwan. Akhirnya mungkin saking keselnya ikhwan kami yang lama tak kunjung juga kemasjid, kami malah pada sibuk sendiri, ane dan 2 orang akhwat sibuk masak ada yang sibuk bersih- bersih dll mereka menyusul kami. Kami pun kaget untungnya kami menjaga. Ane dan 1 teman akhwat memutuskan melanjutkan memasak. Yang lain bersih- bersih. Bersih – bersih yang bisa dikatakan aneh tapi seru, adik- adik yang dengan semangatnya mereka semua masuk masjid dan guyur- guyuran air. Ehm, sayangnya kalau mereka hendak mengambil air mereka tak pake sandal jadi kotor lagi deh. Tapi dengan hati bahagia saat ane  menyusul kemasjid karena masak telah selesai, mereka semua selasai membersihkan masjid. Satu komando dari Trias “ ayo adik- adik kita ke SD yuuuukkkk!” tanpa perlu mengopyak –opyak adik- adik mengikuti ka trias ke SD untuk acara FAS. Begitu pun diakhwat 1 komando saja sudah langsung menuju SD. FAS yang luar biasa kebahagiaan dibalik kabut tebal. Canda tawa diiringi balutan kabut, dinginnya tak menyusutkan semangat kita semua. Permainan demi permainan perlombaan demi perlombaan terlewati dengan rasa senang dan penuh kebahagiaan diantara kita semua. FAS diakhiri dengan foto- foto. Tak lupa tim KKD pun foto- foto.
                Waktu berganti begitu cepat detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam hari pun berganti hari dengan begitu cepatnya. Inilah hari terakhir kami di Batur, semua canda tawa dari hari jumat tergantikan oleh cucuran air mata, entah rasa ini bercampuk aduk antara terharu kepada adik- adik yang penutupan kami diiringi untaian nasyid, sambutan dari warga Batur dan harapan dari warga Batur dan juga sedih karena hari telah berkhir untuk kami KKD. Air mata yang semakin derasnya disaat seorang anak yang ia membawakan nasyidnya dengan cucuran air mata, hal yang tak pernah ane rasakan 3 hari pertemuan telah membawa kesedihan diperpisahan. Tak kuat menahan sedih yang membuat ane tak mau memberi pesan dan kesan terakhir, karena ane yakin akan bertambah deras air mata yang mengalir. Satu hal yang membuat ane tidak menyangka lagi tuan rumah yang kami (akhwat) tempati, beliau menangis dengan bermerah dimata beliau, beliau sedih karena harapannya kami balik sore hari jadi beliau bisa sempet bikin makan buat kami bahkan kata beliau, telah menyiapkan menu yang akan disajikan buat kami. Tapi waktu tlah memisahkan kita, kami tak bisa berbuat apa- apa, karena dibawah katanya tlah menunggu, kami tetap berpamitan siang itu dengan diiringi tangisan ibu dan warga batur lain.
                Selamat Tinggal Batur, semoga dalam waktu dekat kami bisa balik lagi untuk membantu adik – adik yang bercita- cita tinggi dan warga yang luar biasa. Semangat warga Batur. Insyaa allah mempertemukan kita lagi..

Tidak ada komentar: