KISAH
DIBALIK DUSUN BATUR
YANG
BERTABUR BENIH SEMANGAT
Luar biasaaa!!!!!!! Itu lah
kalimat yang pertama ane ucapkan dihari pertama KKD... terkejut, terkagum
entahlah kata apa lagi yang bisa ane ucapkan saat itu (jumat, 11 mei 2012).
Ehmmmm, tak menyangka kami (tim
KKD) mendapat sambutan yang hangat luar biasa. Hanya dengan sambutan yang
begitu hangatnya telah melalaikan kelelahan
perjuang menuju batur dengan menggonceng teman, yang belum pernah
sebelumnya. Dan merasa perjuangan menyiapkan KKD sungguh tak ada sianya
sedikitpun, walau hingga menangis- nangis, untungnya tidak sampai menangis
darahhhhh. Sambutan warga Batur telah melalaikan kelelahan, kepenatan,
kemarahan dkk. yang tergantikan oleh
rasa yang mengharukan. Adek- adek yang kelas 1-3 yang menyanyikan lagu 10
malaikat dan 25 nabi, belum lagi anak- anak yang kelas 4- 6/udah lulus dengan
nasyidnya samudra kehidupan, dan rabananya dengan lagu lir- ilir pemain
musiknya para ikhwan- ikhwan kecil. Sambutan yang berkali- kali ane bilang luar
biasa, emang tak terbayangkan.
Malam itu dengan semangatnya
kami breafing didinginnya udara dan disepinya malam yang tak menghambat
kesemangatan kami mengfikan acara untuk hari sabtu. Hilanglah rasa capek pada
badan ini yang seharian sibuk persiapan. Ehm, dari awal kebatur
survei sampai KKD ibu dukuh itu selalu menyempatkan diri untuk
menyiapkan makanan untuk kami. Alhamdulillah Allah itu melimpahkan banyak rizki
pada akhwat he,he,he, yang tidak bawa
bekal makan malam dari yogya tapi kami dapat suguhan makan malam.... J. Ketika
breafing yang diringi canda tawa bareng bapak dukuh terselesaikan juga, kami
(akhwat) balik dengan semangat, dipikiran serasa bantal melambai- lambai memanggil diri
ini agar segera istirahat biar sabtu bisa fres lagi dan melanjutkan program
KKD. Alhamdulillah, satu kata itu yang bisa ucapkan di atas tikar tempat
kami istirahat. Rumah yang luas tapi sepi, dimana penghuninya? Pertanyaan itu
yang terlintas dibenak tapi segera menghilang tergantikan oleh mimpi ditidur.
Pagi
pun tiba, dasyat luar biasa, diawal waktu tidur tak terasa dingin dibadan ini,
tapi....... setelah tengah malam,,,,,, busyettttt dah dingiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnn
buuuuaaaaaaaaangeeeeetttt! Sampai mulut ini tak henti menggigil. Panggilan
teman agar bangun tuk tahajud sempet tak terhiraukan,,,, alhamdulillah Allah masih
melindungi, agar tetep berjuang untuk bangun. Di subuh yang pertama ternyata
jamaah banyak juga.
Niatnya disubuh ini mau musyawarah dengan ibu- ibu batur yang
semalem dikomunikasikan dengan bu dukuh untuk memusyawarahkan waktu yang ibu-
ibu bisa tuk mengadakan lomba masak. Sedang teman yang lain mengajar adik-
adik. Tapi mungkin ibu- ibu tak paham dengan instruksi dari mas aziz,, ibu- ibu
malah pada pulang. Ane sebagai PJ bingung juga “Apa yang harus aku lakukan?”...
ibu dukuh juga ternyata bingung, dan ane pun tanya kebeliau. Akhirnya beliau
memutuskan pemberitahuan lomba masaknya langsung door to door, dan sekitar
pukul 15.00 ada pemberitahuan ulang lewat speaker mushalah. Ehm, disore ibu
dukuh yang ternyata pergi untuk menjemput putrinya yang SMA, bikin ane bingung
rumah mana saja yang akan ane kunjungi (para peserta lomba masak).
Alhamdulillah dengan bantuan mas as’ad ane dan luthfi bisa keliling kerumah-
rumah, mendata peserta yang ikut lomba. Subhanallah antusias ibu- ibu yang
diluar dugaan, ehm,, dengan semangtnya para ibu masak didapur masing- masing
kelompok. Ada satu kelompok yang waktu kami berkunjung ternyata sudah siap
disajikan dengan begitu rapih dan cantiknya, itu bikin ane galau dan bingung.
Hadiah yang kami sediakan hanya 2 pak gelas dan pas pagi menambah dengan
bungkusan- bungkusan kecil berupa biskuat roma, mie dan teh. Itu terasa tak pantas untuk dikasihkan para
peserta yang menyajikan masakan- masakanya dengan begitu istimewa. Kegalauan
ane semakin memuncak ketika makanan- makanan telah terkumpul dirumah budukuh.
Mas As’ad yang menenangkan ane dan temen- temen yang ane kasih kebingungan,
mereka pun bingung. Akhirnya mas as’ad dengan kedekatannya kepada para ibu,
tergalihlah keikutsertaan para ibu dalam lomba masak. Mereka tidak mengharap
reward yang istimewa, mereka merasa lombanya dadakan jadi mereka pun
menyiapkanya tidak maksimal (katanya). Berkali- kali ane menggelengkan kepala
tidak menyangka akan bijaknya rakyat batur. Dan terselesailah masalah kado yang
akan kami berikan, kami menambah roma, mie dan teh.
Sebelum perlombaan memasak (dipagi
hari) kami berbaur denga masyarkat, kami pergi keladang semua tapi beda- beda
ladangnya, sempet juga silaturahmi dan cerita- cerita bareng beberapa warga. Di
Batur luar biasa ibu- ibunya pada tangguh, mereka mengarit rumput dan membawa
sendiri padahal medanya naik. Keren,,,, kami juga disuruh metik wortel sendiri,
daun bawang dll.
Kekaguman ane tak kalahnya ane
rasakan dikalangan adik- adiknya dikala ane mengisi mereka dijam TPA (habis
dhuhur sampai ashar). Ane kelompokan adik- adik, 1 kelompol kelas 1-3, kemudian
sekelompol lagi anak kelas 4-6/ada yang udah lulus, ikhwan dan akhwat pastinya
terpisah dong. Ane kasih perkelompok 1 buah kertas plano dan 1 buah spidol ane
suruh mereka menuliskan cita- cita mereka, harapan Batur kedepannya, dan
menggambar kesukaan mereka. Dengan dibantu pendamping- pendamping (tim KKD)
anak memenuhi plano dengan tulisan- tulisan mereka yang unik- unik. Luar biasa
ramainya, terutama dikelompok anak- anak yang belum sekolah – kelas 3 yang
ehmmm, penuh kesabaran menunggu menulis satu kata yang lama,,, untung kakak-
kakak pendampingnya ikut- ikutnya unyu-unyu dan semangat. Selesailah mereka
semua menulis cita diplano, diakhiri dengan foto- foto mereka bersama tulisan
mereka. Tapi itu belum berakhir, ane minta setelah foto- foto 3 anak
perkelompok yang berani untuk mempresentasikan cita- citanya didepan semuanya.
Dan subhanallah mereka semua luarbiasa, banyak mereka yang ingin menjadi
ustadz, hafiz,guru,dll. dan yang paling mengharukan ada yang ingin menjadi
ustada+ dokter, hampir- hampir menitihkan airmata.
Selesai mengisi anak- anak TPA
dan lomba masak, setelah maghrib kita dipersilahkan untuk mengisi lagi atas
permintaan ketua KKD Batur yang selalu semangat. Panjang lebar pak ketua
menyampaikan tausiahnya mengenai syukur. Setelah selesai mas aziz
mempersilahkan dari akhwat juga agar memberi tausiah. Walaupun ane hanya
sekedar memberi pesan dan kesan akhirnya ane menyampaikannya, terkait dengan
anak- anak yang bercita- cita tinggi harapannya akan dorongan dari para orang
tua. Forum diakhiri dengan sholat isya bersama. Selesai sholat kita makan
bersama, anak- anak dan ibu- ibu dirumah bu dukuh, makanannya dari lomba masak
ibu- ibu batur dan berdasrkan kesepakatan para ibu agar makanan itu dimakan
bersama. Sungguh luar biasa kebersamaan yang tak pernah ane rasakan, bahkan
dari perkataan seorang ibu yang mengharukan “kapan lagi ya, ada makan bareng
kayak gini?” (pake bahas jawa sebenarnya). Makan berakhir dengan berserakan
piring- piring dan sendok. Tapi alhamdulillah para ikhwan tim KKD yang baik
hati mau bergantian nyuciin semuanya dipaginya... wkwkwk. J
Hari semakin malam, tapi tak
menyusutkan semangat kami semua, ada satu agenda yang belum terlampaui yaitu
nonton film bareng. Menonton dimushala yang baru bentar banyak adek- adek yang
pulang karena sudah malam, yang masih tinggal dimushala bahkan sampai tidur.
Tim KKD ikhwan pun ada yang sampai tidur. Akhirnya kami tim KKD memutuskan
untuk breafing saja untuk persiapan FAS(Festival Anak Sholih) dihari minggu.
Ehm,,, awalnya akhwat yang dipasrahi konsep, ane yang menahan sakit perut
menyampaikan konsep yang sudah ane dan temen- temen fikirkan dari hari sabtu,
ternyata ikhwan bikin konsep sendiri. Penyeselan pun muncul pada “ngapain kita breafing kalo ternyata konsepnya
beda- beda”. “ya Udah, pulang saja, tidur!!!”
Malam pun berlalu dengan yah
bagi ane tidak lah kaget dengan dinginnya......! hari berganti pagi dan di pagi
ini (minggu) kami mendengar adik- adik murajaah bersama hafalan surat-
suratnya. Ane yang menunggu hingga setengah enaman, akhirnya ane dan 1 teman
akhwat memutuskan untuk memasak, harapanya sebelum FAS kami bisa sarapan
terlebih dahulu. Ehm, ditengah asyiknya memasak kami diundang adik- adik batur
agar ikut bersih- bersih masjid. Awalnya kami tidak memperhatikan undangan itu,
kami (akhwat) pikir itu undangan buat para ikhwan. Akhirnya mungkin saking
keselnya ikhwan kami yang lama tak kunjung juga kemasjid, kami malah pada sibuk
sendiri, ane dan 2 orang akhwat sibuk masak ada yang sibuk bersih- bersih dll
mereka menyusul kami. Kami pun kaget untungnya kami menjaga. Ane dan 1 teman
akhwat memutuskan melanjutkan memasak. Yang lain bersih- bersih. Bersih –
bersih yang bisa dikatakan aneh tapi seru, adik- adik yang dengan semangatnya
mereka semua masuk masjid dan guyur- guyuran air. Ehm, sayangnya kalau mereka
hendak mengambil air mereka tak pake sandal jadi kotor lagi deh. Tapi dengan
hati bahagia saat ane menyusul kemasjid
karena masak telah selesai, mereka semua selasai membersihkan masjid. Satu
komando dari Trias “ ayo adik- adik kita ke SD yuuuukkkk!” tanpa perlu
mengopyak –opyak adik- adik mengikuti ka trias ke SD untuk acara FAS. Begitu
pun diakhwat 1 komando saja sudah langsung menuju SD. FAS yang luar biasa
kebahagiaan dibalik kabut tebal. Canda tawa diiringi balutan kabut, dinginnya
tak menyusutkan semangat kita semua. Permainan demi permainan perlombaan demi
perlombaan terlewati dengan rasa senang dan penuh kebahagiaan diantara kita
semua. FAS diakhiri dengan foto- foto. Tak lupa tim KKD pun foto- foto.
Waktu berganti begitu cepat
detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam hari pun berganti
hari dengan begitu cepatnya. Inilah hari terakhir kami di Batur, semua canda
tawa dari hari jumat tergantikan oleh cucuran air mata, entah rasa ini
bercampuk aduk antara terharu kepada adik- adik yang penutupan kami diiringi
untaian nasyid, sambutan dari warga Batur dan harapan dari warga Batur dan juga
sedih karena hari telah berkhir untuk kami KKD. Air mata yang semakin derasnya
disaat seorang anak yang ia membawakan nasyidnya dengan cucuran air mata, hal
yang tak pernah ane rasakan 3 hari pertemuan telah membawa kesedihan
diperpisahan. Tak kuat menahan sedih yang membuat ane tak mau memberi pesan dan
kesan terakhir, karena ane yakin akan bertambah deras air mata yang mengalir.
Satu hal yang membuat ane tidak menyangka lagi tuan rumah yang kami (akhwat)
tempati, beliau menangis dengan bermerah dimata beliau, beliau sedih karena
harapannya kami balik sore hari jadi beliau bisa sempet bikin makan buat kami
bahkan kata beliau, telah menyiapkan menu yang akan disajikan buat kami. Tapi
waktu tlah memisahkan kita, kami tak bisa berbuat apa- apa, karena dibawah
katanya tlah menunggu, kami tetap berpamitan siang itu dengan diiringi tangisan
ibu dan warga batur lain.
Selamat
Tinggal Batur, semoga dalam waktu dekat kami bisa balik lagi untuk membantu
adik – adik yang bercita- cita tinggi dan warga yang luar biasa. Semangat warga
Batur. Insyaa allah mempertemukan kita lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar