Halaman

Rabu, 17 April 2013

KONTRIBUSIMU UNTUK NEGARA DAN BANGSAMU


SITI MARYAM_ETOSER JOGJA 2011_Sastra Arab/FIB/UGM
KONTRIBUSIMU UNTUK NEGARA DAN BANGSAMU
Berbicara tentang pemuda bukanlah hal yang asing untuk memujinya. Karena memang sejarah telah mengagungkan pemuda – pemuda karena karya, kontribusi, ide, tindakan dll meraka yang membawa perbaikan Negara mereka dan bangsa mereka.
Kali ini saya tidak akan membahas siapa itu pemuda, tapi saya sedikit menguraikan bahwa suatu tindakan perbaikan pemuda itu adalah sebuah keharusan, kewajiban,tapi tak lepas dari kesadaran pemuda akan kewajibanny tersebut. Kemajuan Negara, perbaikan Negara itu tentunya dari tangan – tangan pemudanya. Yang  perlu kita ketahui bahwa Negara manapun yang menuainya akan menjadi the big brother bagi saudarra – saudara muslim di Negara lain. Ia akan menjadi kakak tertua yang akan memberi  model dan  teladan tentang bagaimana seorang dai muslim tumbuh menjadi seorang politikus muda, tentang bagaimana seorang politikus muda berkembang menjadi negarawan besar yang matang , dan bagaimana seorang negarawan muslim melukis wajah baru dikanvas Negara dengan komposisi warna islam yang seimbang dan setara. Dalam sebuah buku penulis menuliskan puisi Sapardi Djoko Damono dalam sajak November yaitu
Kemarin giliran kami,
Tapi besok mesti tiba giliranmu
Kalau saja kau masih mau tahu ucapan terima kasih
Terhadap tanah tempatmu selama ini berpijak
Hidup dan mengerti makna kemerdekaan
Syair itu mengatakan kepada kita, kemarin  ada pahlawan – pahalawan dan menumpahkan darahnya untuk Negara ini, dan sekarang adalah giliran kita, walau konteksnya tidak dalam peperangan fisik, maksudnya mungkin benar sekarang kita merdeka. Tapi apakah bangsa – bangsa kita juga merdeka jiwanya? Tidak, sekarang kita masih dijajah, tapi tidak dalam bentuk perang fisik tapi perang pemikiran, dijajah dengan merusak moral, mengubah karakter fitrah manusia (umat islam) menjadi karakter, perilaku kafir dll.
Mungkin banyak pemuda yang telah paham akan penjajah tersebut tapi kadang banyak juga yang mereka menikmatinya hingga lalai dan merasa tidak dirugikan karena memang mereka telah dibutakan pikirannya. Hingga sedikit dari pemuda yang tidak dibutakan dan kadang masih ada diantara mereka yang tidak sadar akan kewajibannya melakukan perbaikan bangsa dan Negara, akhirnya dia hanya terdiam dan pasif.
Sebelum kita bergerak atau untuk menyadarkan orang – orang yang belum sadar diatas. Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan yaitu yang pertama adalah diri kita sendiri. Perubahan tidak dimualai dari Negara dan lembaga pemerintahan, tapi dimulai dari dalam diri manusia, sebagaimana dalam firman Allah dalam quran surah Ar-Ra’du:11 yang artinya “sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai  mereka mengubah diri mereka sendiri. Itulah sebabnya, perubahan – perubahan sepanjang sejarah tidaklah dimulai oleh massa, tapi oleh otak besar satu- dua manusia. Adapun pusat perubahan totu berawal dari ilmu serta pemahaman, sebagaimana kata Al- Ghozali, bahwa kerja – kerja besar kenabian itu bisa terwujud dengan 3 dasar yaitu ilmu, penghayatan dan amal. Setelah persiapan selesai. Lanjutlah kebetuk – bentuk tindakannya. Untuk  bentuk – bentuknya tidaklah ada ketentuan, ya kita bantu TPA juga sudah termasuk.
Kita sebagai anak muda yang punya banyak ide, dan sebagai kemampuan yang lebih dari pada orang tua, sudah saatnya Negara ini butuh tangan – tangan kita. Kita juga sebagai mahasiswa, organisasi/ lembaga itu suatu yang harus ada kita ikuti sebagai bentuk kontribusi kita.
Suatu hari saya pernah mendapat tugas menuliska sosok negarawan, dan saya mencoba mewawancarai seorang tokoh kampus yaitu: ketua Jamaah shalahuddin, ketua komsat HMI, dan luar biasa ketika saya terhadap beliau mengenai siapa negarawan itu? Mereka menjawab negarawan itu bukan hanya mereka yang berkecimpung didunia pemerintahan, tapi penulis pun bisa disebut negarawan. Dan menurut beliau, negarawan sejati adalah Rasulullah Muhammad.
Kita tak perlu menunggu jadi pejabat Negara untuk melakukan perbaikan, tapi sekarang pun bisa dengan banyak metode. Ketika kita melihat suatu yang tidak seseuai dengan idealnya maka tak usah menunggu ada orang yang meluruskannya, tapi saatnya kitalah perubahnya. Indonesia yang baik harapan kita bersama, maka kita perbaiki bersama.



Referensi:
Elvandi, Muhammad. 2010. INILAH POLITIKKU. Solo: PT ERA ADICITRA INTERMEDIA
Rahmat, jalaluddin. 2005. REKAYASA SOSIAL. BANDUNG: PT REMAJA ROSDAKARYA

Tidak ada komentar: