SITI MARYAM_ETOSER JOGJA 2011_Sastra
Arab/FIB/UGM
KONTRIBUSIMU UNTUK NEGARA DAN
BANGSAMU
Berbicara tentang
pemuda bukanlah hal yang asing untuk memujinya. Karena memang sejarah telah
mengagungkan pemuda – pemuda karena karya, kontribusi, ide, tindakan dll meraka
yang membawa perbaikan Negara mereka dan
bangsa mereka.
Kali ini saya tidak
akan membahas siapa itu pemuda, tapi saya sedikit menguraikan bahwa suatu
tindakan perbaikan pemuda itu adalah sebuah keharusan, kewajiban,tapi tak lepas
dari kesadaran pemuda akan kewajibanny tersebut. Kemajuan Negara, perbaikan
Negara itu tentunya dari tangan – tangan pemudanya. Yang perlu kita ketahui bahwa Negara manapun yang
menuainya akan menjadi the big brother bagi saudarra – saudara muslim di Negara
lain. Ia akan menjadi kakak tertua yang akan memberi model dan teladan tentang bagaimana seorang da’i muslim tumbuh menjadi seorang politikus muda, tentang
bagaimana seorang politikus muda berkembang menjadi negarawan besar yang matang
, dan bagaimana seorang negarawan muslim melukis wajah baru dikanvas Negara
dengan komposisi warna islam yang seimbang dan setara. Dalam sebuah buku
penulis menuliskan puisi Sapardi Djoko Damono dalam sajak November yaitu
Kemarin giliran kami,
Tapi besok mesti tiba
giliranmu
Kalau saja kau masih
mau tahu ucapan terima kasih
Terhadap tanah tempatmu
selama ini berpijak
Hidup dan mengerti
makna kemerdekaan
Syair itu mengatakan
kepada kita,
kemarin ada pahlawan – pahalawan dan
menumpahkan darahnya untuk Negara ini, dan sekarang adalah giliran kita, walau
konteksnya tidak dalam peperangan fisik, maksudnya mungkin benar sekarang kita
merdeka. Tapi apakah bangsa – bangsa kita juga merdeka jiwanya? Tidak, sekarang
kita masih dijajah, tapi tidak dalam bentuk perang fisik tapi perang pemikiran,
dijajah dengan merusak moral, mengubah karakter fitrah manusia (umat islam)
menjadi karakter, perilaku kafir dll.
Mungkin banyak pemuda
yang telah paham akan penjajah tersebut tapi kadang banyak juga yang mereka
menikmatinya hingga lalai dan merasa tidak dirugikan karena memang mereka telah
dibutakan pikirannya. Hingga sedikit dari pemuda yang tidak dibutakan dan
kadang masih ada diantara mereka yang tidak sadar akan kewajibannya melakukan
perbaikan bangsa dan Negara, akhirnya dia hanya terdiam dan pasif.
Sebelum kita bergerak
atau untuk menyadarkan orang – orang yang belum sadar diatas. Ada beberapa hal
yang harus kita persiapkan yaitu yang pertama adalah diri kita sendiri.
Perubahan tidak dimualai dari Negara dan lembaga pemerintahan, tapi dimulai
dari dalam diri manusia, sebagaimana dalam firman Allah dalam qur’an surah Ar-Ra’du:11 yang artinya
“sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri. Itulah
sebabnya, perubahan – perubahan sepanjang sejarah tidaklah dimulai oleh massa,
tapi oleh otak besar satu- dua manusia. Adapun pusat perubahan totu berawal
dari ilmu serta pemahaman, sebagaimana kata Al- Ghozali, bahwa kerja – kerja
besar kenabian itu bisa terwujud dengan 3 dasar yaitu ilmu, penghayatan dan
amal. Setelah persiapan selesai. Lanjutlah kebetuk – bentuk tindakannya.
Untuk bentuk – bentuknya tidaklah ada
ketentuan, ya kita bantu TPA juga sudah termasuk.
Kita sebagai anak muda
yang punya banyak ide, dan sebagai kemampuan yang lebih dari pada orang tua, sudah
saatnya Negara ini butuh tangan – tangan kita. Kita juga sebagai mahasiswa,
organisasi/ lembaga itu suatu yang harus ada kita ikuti sebagai bentuk
kontribusi kita.
Suatu hari saya pernah
mendapat tugas menuliska sosok negarawan, dan saya mencoba mewawancarai seorang
tokoh kampus yaitu: ketua Jamaah shalahuddin, ketua komsat HMI, dan luar biasa
ketika saya terhadap beliau mengenai siapa negarawan itu? Mereka menjawab
negarawan itu bukan hanya mereka yang berkecimpung didunia pemerintahan, tapi
penulis pun bisa disebut negarawan. Dan menurut beliau, negarawan sejati adalah
Rasulullah Muhammad.
Kita tak perlu menunggu
jadi pejabat Negara untuk melakukan perbaikan, tapi sekarang pun bisa dengan
banyak metode. Ketika kita melihat suatu yang tidak seseuai dengan idealnya
maka tak usah menunggu ada orang yang meluruskannya, tapi saatnya kitalah
perubahnya. Indonesia yang baik harapan kita bersama, maka kita perbaiki
bersama.
Referensi:
Elvandi, Muhammad. 2010. INILAH POLITIKKU. Solo: PT
ERA ADICITRA INTERMEDIA
Rahmat,
jalaluddin. 2005. REKAYASA SOSIAL. BANDUNG: PT REMAJA ROSDAKARYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar