Halaman

Rabu, 17 April 2013

SEKARANG GILIRANMU KAWAN!, PEJUANG PERBAIKAN MUDA


SITI MARYAM_ETOSER JOGJA 2011_Sastra Arab/FIB/UGM
SEKARANG GILIRANMU KAWAN!, PEJUANG PERBAIKAN MUDA
Pemuda adalah  ujung tombak kekuatan suatu bangsa. Kemajuan sebuah negara dapat diukur melalui karakter pemudanya. Negara Jepang misalnya, mereka maju karena penggemblengan terhadap para pemudanya yang didorong untuk terus menciptakan sesuatu yang baru.  Hal ini patut dijadikan contoh untuk negara-negara lain termasuk Indonesia. Di zaman Rasulullah SAW, pemuda ibarat sebuah  pedang yang tajam. Dengan kekuatan dan semangat yang besar untuk menegakkan kalimat tauhid dan dengan dilandasi keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, para pemuda mukmin bersama  Rasulullah mampu mengalahkan orang-orang kafir hampir pada setiap peperangan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kekuatan umat Islam juga terletak pada kekuatan pemudanya baik dari segi fisik, mental maupun ruhiyahnya.
Pemuda juga merupakan nafas zaman, tumpuan masa depan bangsa yang kaya akan kritik, imajinasi serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi ditengah perubahan masyarakat – agent of change. Tidak bisa dipungkiri pemuda memegang peran penting dalam hampir setiap transformasi social dan perjuangan meraih cita – cita. Abad 20 dalam perspektif bangsa kita, sesungguhnya adalah sejarah anak – anak muda.
            Beranjak dari pemuda, sekarang kita berada dijenjang kampus dan setiap anak akan mendapat sebutan Mahasiswa . Mahasiswa itu kalau sedikit mengartikan yaitu entitas intelektual yang menempati posisi strategis dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mahasiswa adalah agen – agen pengubah, pilar – pilar keadilan dan kebenaran, teladan perjuangan dan asset masa depan bangsa Indonesia.
            Mahasiswa bagian dari pemuda, dan luar biasa lagi ketika kita menguraikan lagi shirah para sahabat nabi yang bergerak lalu karyanya, bagai bintang di langit surga yang suci. Saya ambil beberapa contoh yaitu: Usamah bin Zaid memimpin sebuah ekspedisi militer yang disana ada tokoh – tokoh besar, seperti Abu Bakar dan Umar, sedang usianya masih 19 tahun. Harun Ar-Rasyid memimpin imperium raksasa yang terdiri atas tiga benua besar, yaitu Asia, Afrika dan Eropa sedang usianya  baru 22 tahun. Anaknya Harun Ar-Rasyid, yaitu Al-Amin pernah juga memimpin pasukan besar di khurasan lalu menang sedang umurnya masih 11 tahun. Konstantinopel akhirnya terbuka dan memenuhi mimpi 8 abad umat islam di tangan seorang  pemuda yang usianya 24 tahun , Muhammad Al-Fatih. Sulaiman menjadi Sultan Daulah Ustmaniyyah di usianya yang ke-26, dan Eropa menggelarinya Sulaiman the Magnificent. Imam syafii menjadi guru besar umat di usianya yang ke-7. Hasan Al- Banna mendirikan organisasi superbesar yang akhirnya menyebar  di 70 negara sedang usianya baru 22 tahun. Juga ada seorang pemuda yang sakit – sakitan, tapi ia bergerilya di hutan hingga menjadi panglima besar seluruh Nusantara saat usianya 25 tahun, dialah Jendral Sudirman.
            Diusia muda, mereka telah berkarya, diusia muda mereka bergerak dalam belantara tantangan dan mendobrak kukuhnya permasalahan. Mereka telah memberi sesuatu bagi negaranya bahkan umatnya, sehingga sejarah mencatat mereka sebagai sesuatu. Itu membuktikan bahwa yang mudalah yang berkarya, yang mudalah yang bergerak , yang mudalah yang bangkit. Karena diatas telah dijalaskan pemuda itu siapa? Untuk perbedaannya sendiri dengan orang – orang tua, dilihat dari fisik anak muda jauh lebih kuat fisiknya dari pada orang tua, dalam hal pemikiran pemuda itu lebih cepat bertindak dari pada orang tua. Kita bisa ambil contoh saat hendak memproklamasikan kemerdekaan. Sebelumnya,  ada perdebatan antara golongan muda dan golongan tua,dengan kekukuhan keinginan golongan muda untuk merdeka, maka yang mudalah yang menang dan anak muda juga lebih kreatif juga.
            Ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa keeksisanya para pemuda dalam perbaikan itu ada sebuah kata yaitu KESADARAN. Dan kesadaran itu biasanya ada pada pemuda yang terdidik, mereka generasi baru yang terdidik secara baru, sehingga muncullah kesedaran baru bahwa nasib rakyat tidak bisa digantungkan dengan cuma mengandalkan pada impian ratu adil. Kesadaran itu bisa kita tilik lagi saat menyeruak diseputar 28 oktober 2007 lalu lebih tepatnya pada momentum menyongsong peringatan 100 tahun kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda dengan mengibarkan jargon “saatnya kaum muda memimpin” lewat jargon yang lain: “ jalan baru, pemimpin baru”.
Itulah yang manandai momentum kesadaran akan perlunya kebangkitan pemuda Indonesia, sebagai saat yang tepat untuk mempertanyakan kembali kiprah tokoh – tokoh muda lintas partai, lintas agama, lintas etnik dan lintas golongan, untuk menyatukan berbagai kepentingan faksional kedalam suatu kehendak kolektif, yang disebut Antonio Gramsci sebagai historical bloc.
Selain iti sejarah Indonesi talah membuktikan kebenarannya. Revolusi 1945 adalah revolusi pemuda, yang merupakan klimaks dari long march perjuangan bangsa sejak masa pra-kemerdekaan. Tokoh –tokoh sentralnya seperti dr. sutomo dan dr. Wahidin Sudirohusodo, yang menggagas perkumpulan Budi Oetomo, HOS tjokroaminoto, pendiri Sarekat Islam adalah orang – orang muda pada zamannya. Mereka adalah pioneer ulung, konseptor pergerakan pada masa pra-kemerdekaan. Bahkan Bung Karno dan Bung Hatta menjadi pimpinan Negara pada usia muda , masing – masing 44 dan 43.
            Kalau bicara tokoh negarawan pasti tak lepas dari kata revolusi, visi –visi mereka tentunya melakukan perubahan dan revolusi itu bukan hanya milik Indonesia. Misalnya revolusi Prancis yang menumbangkan monarki dan gereja di abad pertengahan digerakan oleh kaum intelektual muda. Pemuda rosseu, Montesquieu, menjadi motor penggerak revolusi menandai zaman baru dan mengilhami bangkitnya renaisans di Eropa. Di Rusia, Revolusi Bolsevik menumbangkan Tsar Nicholas II beserta Dinasti Romanov. Rebolusi Hongaria meletus ditangan para pemuda dan mahasiswa yang menentang pendudukan Uni Soviet dan pemerintahan boneka. Eropa Barat juga menyaksikan gelombang gerakan pemuda dan mahasiswa sepanjang tahun 60-an , mahasiswa Spanyol bangkit menentang dictator jenderal Franco pada 1965: hal yang sama juga terjadi di Prancis , Italia, Belgia, dan Negara Eropa lainnya. Didunia Islam Asia – Afrika,para mahasiswa dan pemuda bangkit mempelopori perlawanan terhadap penjajah di sepanjang paruh pertama abad ke-20 sampai tahun 70-an. Para pemudalah yang terlibat dalam Revolusi Al-jazair 1954, mengenyahkan Prancis dari tanah itu. Mereka juga berhasil mengusir Inggris dari Mesir. Sejak 1987 hingga sekarang, anak – anak muda bahkan yang masih bocah telah meletuskan gerakan infitadhah melawan penjajah Israel di Palestina.
            Dari sedikit penguraian diatas dapat disimpulkan, ketika kesadaran pada diri pemuda itu telah muncul sudah tentu akan ada gerakan – gerakan sebagai bentuk kontribusi menuju perbaikan. Untuk itu, sekarang giliranmu kawan, giliran kita untuk bangkit dan bersama melambung kelangit dengan karya – karya dan kontribusi perbaikan kita. Semangat perubahan, semangat perbaikan, harapan itu selalu ada.

Referensi :
Keynote speech KEBANGKITAN KEMBALI PEMUDA INDONESIA 1908-2008. Gubernur DIY. FISIPOL UGM-KEMENTRIAN PEMUDA & OLAH RAGA RI.
Elvandi, Muhammad. 2010. INILAH POLITIKKU. Solo: PT ERA ADICITRA INTERMEDIA

Tidak ada komentar: