SITI MARYAM_ETOSER JOGJA 2011_Sastra
Arab/FIB/UGM
SEKARANG GILIRANMU
KAWAN!, PEJUANG PERBAIKAN MUDA
Pemuda adalah ujung tombak
kekuatan suatu bangsa. Kemajuan sebuah negara dapat diukur melalui karakter
pemudanya. Negara Jepang misalnya, mereka maju karena penggemblengan terhadap
para pemudanya yang didorong untuk terus menciptakan sesuatu yang baru. Hal ini patut dijadikan contoh untuk
negara-negara lain termasuk Indonesia. Di zaman Rasulullah SAW, pemuda ibarat
sebuah pedang yang tajam. Dengan kekuatan
dan semangat yang besar untuk menegakkan kalimat tauhid dan dengan dilandasi
keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, para pemuda mukmin bersama Rasulullah mampu mengalahkan orang-orang
kafir hampir pada setiap peperangan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
kekuatan umat Islam juga terletak pada kekuatan pemudanya baik dari segi fisik,
mental maupun ruhiyahnya.
Pemuda juga merupakan nafas zaman, tumpuan masa depan bangsa yang kaya
akan kritik, imajinasi serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi ditengah
perubahan masyarakat – agent of change. Tidak bisa dipungkiri pemuda memegang
peran penting dalam hampir setiap transformasi social dan perjuangan meraih
cita – cita. Abad 20 dalam perspektif bangsa kita, sesungguhnya adalah sejarah
anak – anak muda.
Beranjak
dari pemuda, sekarang kita berada dijenjang kampus dan setiap anak akan mendapat
sebutan Mahasiswa . Mahasiswa itu kalau sedikit mengartikan yaitu entitas
intelektual yang menempati posisi strategis dalam perjalanan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Mahasiswa adalah agen – agen pengubah, pilar – pilar keadilan
dan kebenaran, teladan perjuangan dan asset masa depan bangsa Indonesia.
Mahasiswa
bagian dari pemuda, dan luar biasa lagi ketika kita menguraikan lagi shirah
para sahabat nabi yang bergerak lalu karyanya, bagai bintang di langit surga
yang suci. Saya ambil beberapa contoh yaitu: Usamah bin Zaid memimpin sebuah
ekspedisi militer yang disana ada tokoh – tokoh besar, seperti Abu Bakar dan
Umar, sedang usianya masih 19 tahun. Harun Ar-Rasyid memimpin imperium raksasa
yang terdiri atas tiga benua besar, yaitu Asia, Afrika dan Eropa sedang
usianya baru 22 tahun. Anaknya Harun
Ar-Rasyid, yaitu Al-Amin pernah juga memimpin pasukan besar di khurasan lalu
menang sedang umurnya masih 11 tahun. Konstantinopel akhirnya terbuka dan
memenuhi mimpi 8 abad umat islam di tangan seorang pemuda yang usianya 24 tahun , Muhammad
Al-Fatih. Sulaiman menjadi Sultan Daulah Ustmaniyyah di usianya yang ke-26, dan
Eropa menggelarinya Sulaiman the Magnificent. Imam syafii menjadi guru besar
umat di usianya yang ke-7. Hasan Al- Banna mendirikan organisasi superbesar yang
akhirnya menyebar di 70 negara sedang
usianya baru 22 tahun. Juga ada seorang pemuda yang sakit – sakitan, tapi ia
bergerilya di hutan hingga menjadi panglima besar seluruh Nusantara saat
usianya 25 tahun, dialah Jendral Sudirman.
Diusia
muda, mereka telah berkarya, diusia muda mereka bergerak dalam belantara
tantangan dan mendobrak kukuhnya permasalahan. Mereka telah memberi sesuatu
bagi negaranya bahkan umatnya, sehingga sejarah mencatat mereka sebagai
sesuatu. Itu membuktikan bahwa yang mudalah yang berkarya, yang mudalah yang
bergerak , yang mudalah yang bangkit. Karena diatas telah dijalaskan pemuda itu
siapa? Untuk perbedaannya sendiri dengan orang – orang tua, dilihat dari fisik
anak muda jauh lebih kuat fisiknya dari pada orang tua, dalam hal pemikiran
pemuda itu lebih cepat bertindak dari pada orang tua. Kita bisa ambil contoh
saat hendak memproklamasikan kemerdekaan. Sebelumnya, ada perdebatan antara golongan muda dan
golongan tua,dengan kekukuhan keinginan golongan muda untuk merdeka, maka yang
mudalah yang menang dan anak muda juga lebih kreatif juga.
Ada
satu hal yang perlu kita ingat bahwa keeksisanya para pemuda dalam perbaikan
itu ada sebuah kata yaitu KESADARAN. Dan kesadaran itu biasanya ada pada pemuda
yang terdidik, mereka generasi baru yang terdidik secara baru, sehingga
muncullah kesedaran baru bahwa nasib rakyat tidak bisa digantungkan dengan cuma
mengandalkan pada impian ratu adil. Kesadaran itu bisa kita tilik lagi saat
menyeruak diseputar 28 oktober 2007 lalu lebih tepatnya pada momentum
menyongsong peringatan 100 tahun kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah
Pemuda dengan mengibarkan jargon “saatnya kaum muda memimpin” lewat jargon yang
lain: “ jalan baru, pemimpin baru”.
Itulah yang manandai
momentum kesadaran akan perlunya kebangkitan pemuda Indonesia, sebagai saat
yang tepat untuk mempertanyakan kembali kiprah tokoh – tokoh muda lintas
partai, lintas agama, lintas etnik dan lintas golongan, untuk menyatukan
berbagai kepentingan faksional kedalam suatu kehendak kolektif, yang disebut
Antonio Gramsci sebagai historical bloc.
Selain iti sejarah
Indonesi talah membuktikan kebenarannya. Revolusi 1945 adalah revolusi pemuda,
yang merupakan klimaks dari long march perjuangan bangsa sejak masa
pra-kemerdekaan. Tokoh –tokoh sentralnya seperti dr. sutomo dan dr. Wahidin
Sudirohusodo, yang menggagas perkumpulan Budi Oetomo, HOS tjokroaminoto,
pendiri Sarekat Islam adalah orang – orang muda pada zamannya. Mereka adalah
pioneer ulung, konseptor pergerakan pada masa pra-kemerdekaan. Bahkan Bung
Karno dan Bung Hatta menjadi pimpinan Negara pada usia muda , masing – masing
44 dan 43.
Kalau
bicara tokoh negarawan pasti tak lepas dari kata revolusi, visi –visi mereka
tentunya melakukan perubahan dan revolusi itu bukan hanya milik Indonesia. Misalnya
revolusi Prancis yang menumbangkan monarki dan gereja di abad pertengahan
digerakan oleh kaum intelektual muda. Pemuda rosseu, Montesquieu, menjadi motor
penggerak revolusi menandai zaman baru dan mengilhami bangkitnya renaisans di
Eropa. Di Rusia, Revolusi Bolsevik menumbangkan Tsar Nicholas II beserta
Dinasti Romanov. Rebolusi Hongaria meletus ditangan para pemuda dan mahasiswa
yang menentang pendudukan Uni Soviet dan pemerintahan boneka. Eropa Barat juga
menyaksikan gelombang gerakan pemuda dan mahasiswa sepanjang tahun 60-an ,
mahasiswa Spanyol bangkit menentang dictator jenderal Franco pada 1965: hal
yang sama juga terjadi di Prancis , Italia, Belgia, dan Negara Eropa lainnya.
Didunia Islam Asia – Afrika,para mahasiswa dan pemuda bangkit mempelopori
perlawanan terhadap penjajah di sepanjang paruh pertama abad ke-20 sampai tahun
70-an. Para pemudalah yang terlibat dalam Revolusi Al-jazair 1954, mengenyahkan
Prancis dari tanah itu. Mereka juga berhasil mengusir Inggris dari Mesir. Sejak
1987 hingga sekarang, anak – anak muda bahkan yang masih bocah telah meletuskan
gerakan infitadhah melawan penjajah Israel di Palestina.
Dari
sedikit penguraian diatas dapat disimpulkan, ketika kesadaran pada diri pemuda
itu telah muncul sudah tentu akan ada gerakan – gerakan sebagai bentuk
kontribusi menuju perbaikan. Untuk itu, sekarang giliranmu kawan, giliran kita
untuk bangkit dan bersama melambung kelangit dengan karya – karya dan
kontribusi perbaikan kita. Semangat perubahan, semangat perbaikan, harapan itu
selalu ada.
Referensi :
Keynote speech KEBANGKITAN KEMBALI PEMUDA INDONESIA
1908-2008. Gubernur DIY. FISIPOL UGM-KEMENTRIAN PEMUDA & OLAH RAGA RI.
Elvandi, Muhammad. 2010. INILAH POLITIKKU. Solo: PT
ERA ADICITRA INTERMEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar